Bloggercrony berkesempatan untuk menjadi bagian dari Aksi Penanaman 1000 bibit pohon Mangrove pada hari Sabtu, 19 Maret 2022. Diwakili oleh lima blogger, BCC Squad berangkat ke Pulau Tidung Besar, Kepulauan Seribu yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan.
Di bawah naungan Yayasan Mangrove Indonesia Lestari, kegiatan bertajuk I PLANT MANGROVE dilaksanakan untuk berkontribusi kembali terhadap lingkungan. Peran penting Mangrove di alam harus terjaga dan manusia berperan penting pula dalam menjaganya.
Tentang Mangrove
Sayangnya, masyarakat awam masih kurang memahami perihal Mangrove. Sering salah kaprah ketika menyebut dan menganggap yang namanya Mangrove itu bakau.
Padahal sebenarnya, Mangrove adalah jenis tanaman dan tumbuhan yang mampu hidup beradaptasi di daerah payau dan mampu mengeluarkan kelebihan kadar garam. Sedangkan, bakau adalah salah satu dari jenis tanaman tersebut.
Sejauh yang diketahui, ada 49 jenis tanaman yang masuk kategori Mangrove di Indonesia. Serta banyak manfaat utamanya, seperti:
1. Rumah untuk kehidupan hewan laut serta hewan darat jika sudah berbentuk hutan. Berguna sebagai tempat tinggal dan perlindungan bagi berbagai jenis ikan, kepiting, udang, siput, dan lainnya dari predator ketika beranjak dewasa.
2. Pencegah abrasi pantai. Akar Mangrove yang sangat kuat berguna untuk memecah ombak yang berpotensi mengerus permukaan tanah di sekitar pantai. Sehingga daratan terlindungi dari dampak ombak kencang laut.
3. Penyerap besar karbondioksida (CO2). Kemampuan Mangrove menyerap zat tersebut di udara adalah dua kali lipat dari tumbuhan lain sehingga berguna lebih cepat mengurangi kadar karbondioksida yang dihasilkan oleh beragam aktifitas manusia sehari-hari.
4. Tempat liburan dalam format eko-wisata. Daya tarik keindahan alam yang dihasilkan oleh ekosistem hutan Mangrove berguna untuk menjadi tempat berlibur menikmati lingkungan hijau. Sekaligus berguna untuk terbukanya lapangan pekerjaan sebagai pemandu wisata, usaha pembudidayaan Mangrove, dan lainnya yang terkait dengan penduduk sekitar dan wisatawan.
Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak garis pantai, sehingga aksi penanaman Mangrove mesti rutin dilakukan baik secara kolaborasi ataupun program mandiri.
Tanam Mangrove dan Ekowisata
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Paundra Hanutama (Founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari), berikut:
“Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, kami berkomitmen menanam bibit Mangrove secara rutin di Pulau Tidung. Kami berharap apa yang dilakukan ini dapat menjaga keseimbangan lingkungan dan mengantisipasi adanya bencana lingkungan.”
Sejalan dengan penyampaian Ketua Divisi Mangrove dan Tanaman Pantai PBKL, Fazhur R. Launurujuga, yaitu terkait penanaman pohon Mangrove bisa menjadi cikal bakal destinasi wisata alam. Pohon bakau dan tanaman Mangrove lainnya juga dapat menambah daya tarik berwisata di pulau.
Rangkaian kegiatan untuk aksi tersebut berisi edukasi dan presentasi tentang metode penanaman bibit Mangrove. Sesi ini disampaikan oleh Bayu Pamungkas (co-founder Yayasan Mangrove Indonesia Lestari).
1000 bibit pohon Mangrove yang sudah tersedia ditanam dengan teknik rumpun berjarak. Maksudnya, sebanyak 300an bibit yang masih ber-polybag umur 4 bulan itu ditanam serumpun dalam satu lubang besar lalu diberi jarak 1 meter dari lubang rumpun lainnya. Ini dilakukan karena cocok dengan dominasi pasir pada media tanamnya.
Mangrove Jakarta Sebagai Komunitas
Komunitas Mangrove Jakarta berada di naungan Yayasan Mangrove Indonesia Lestari dan masih berusia dua tahun tapi sudah prestasi.
Yaitu peraihan gelar Community of the Year 2021 dari Indonesia Prestige Awards dan penobatan The Best Campaigner 2021 dari KitaBisa Hero.
Komunitas yang diberi nama Mangrove Jakarta ini diinisiasi dalam visi sebagai platform teraktual seputar Mangrove khususnya di Jakarta, namun ke depannya bisa berkontribusi lebih luas hingga luar daerah. Sejauh ini, beberapa lokasi binaannya yaitu di Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Harapan, Tanjung burung dan Pantai Indah Kapuk.
Untuk aksi kali ini, Mangrove Jakarta berkolaborasi dengan banyak pihak. Diantaranya: Pusat Budidaya dan Konservasi Laut Dinas Ketahanan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, BEM FT UI, KAPA UI dan mengajak beberapa mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor.
*kontributor artikel: BCN Squad, Uniiyani SD – domisili Payakumbuh